'Lonceng Kematian' PHK Massal, Paling Banyak di Sini
Berita Terkini - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mencatat, hingga akhir Oktober 2022, sudah ada 79.316 buruh di sektor padat karya jadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK).
Menurut Wakil Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo Aloysius Budi Santoso, angka itu belum termasuk jumlah buruh yang jadi korban PHK di industri alas kaki nasional.
"Per akhir Oktober 2022 sudah ada 79.316 orang dari 127 perusahaan. Sifatnya ada yang memang PHK, ada yang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) tidak diteruskan. Ada juga yang memang karena pabrik pada akhirnya tutup produksi. Ada berbagai macam ragam dan proses penghentian pekerja," kata Aloysius kepada Profit CNBC Indonesia, Jumat (4/11/2022).
"Ini adalah update dari tim kami di Apindo. Belum termasuk di industri alas kaki, yang dilaporkan juga mengalami penurunan permintaan ekspor 40-50%. Jadi kalau ditambah industri alas kaki, bisa lebih dari itu (79.316 orang)," tambah dia.
Untuk wilayah, menurut Aloysius, PHK atau pengurangan karyawan terjadi paling banyak di Jawa Barat.
"Untuk 3 besar daerah dengan jumlah PHK maupun PKWT tidak diteruskan itu adalah Bogor, Sukabumi, dan Subang," ujarnya.
"Kalau yang pabriknya banyak tutup produksi itu di Bogor dan Purwakarta. Ini daerah-daerah dengan jumlah terbesar dari kasus yang masuk sampai saat ini," kata Aloysius.
Sebelumnya, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat mencatat, tahun ini ada 2 pabrik garmen (pakaian jadi/ tekstil hilir)di Purwakarta yang harus tutup. Yaitu, PT HS Apparel dan PT Starpia.
Kedua perusahaan itu tercatat mempunyai tenaga kerja 651 orang (HS Apparel) dan 1.553 orang (Stapia). Angka ini adalah jumlah karyawan di tahun 2021. Pada 2017, kedua perusahaan masing-masing masih memiliki 781 karyawan dan 3.158 karyawan.
"2 perusahaan di Purwakarta ini dalam artian memang sudah sakit berkepanjangan. Nggak cuma sekarang saja, tapi sudah kronis. (Kondisi sekarang) cuma pemantik saja," kata Analis Kebijakan Disnakertrans Jawa Barat Firman Desa kepada CNBC Indonesia, Rabu (3/11/2022).
Senada, Juru Bicara Perkumpulan Pengusaha Produk Tekstil Provinsi Jawa Barat (PPTPJB) Sariat Arifia mengungkapkan, setidaknya ada 18 pabrik garmen yang sudah tutup di Jawa Barat.
"Sebelum kejadian ini (resesi global), penutupan di Jawa Barat wilayah Bogor dan Purwakarta sudah terjadi. Peristiwa resesi Eropa, Amerika hanya memperburuk keadaan. Untuk wilayah Bogor saja, sudah berkurang kurang lebih 50%. Di Purwakarta lebih kurang sama," pungkasnya.